
Beberapa yang saat lalu, ketika menghadiri suatu acara peluncuran produk elektronik, saya bertemu dengan seorang teman yang lama. Dikarenakan sudah lama gak pernah ketemu, ada banyak sekali hal yang ingin kami bincangkan. Di mulai dari permasalahan kerja, ide bisnis, sampai ke topik pembicaraan ringan yang tidak bisa membosankan seperti bermain video game. Di sela-sela dengan obrolan kami, teman saya tersebut, kita sebut saja namanya Yanto, sempat mengeluh tentang betapa sulitnya dia selama menjadi penggemar dari sebuah band musik.
Dia merasa kesulitan karena band musik yang digemarinya itu gak pernah mengadakan konser di Indonesia sehingga dia harus keluar negeri yang paling dekat di Australia hanya demi melihat konsernya. Yanto mengungkapkan kepada saya, bahwa ia harus menghemat banyak uang untuk satu kali dengan menyaksikan konser. Ada banyak biaya yang harus dibayar, dimulai dari tiket pesawat ia ke Australia, hotel untuk penginapan, sampai makanan selama ia di sana.
Ini belum ditambah dengan biaya-biaya tak terduga seperti berbelanja merchandise dan cindera mata agar bisa dibawa pulang ke Indonesia. Apapun yang dikeluhkan Yanto yang membuat saya merasakan hal yang sama. Saya mengerti penderitaan ia, tetapi saya bisa merasakan dengan sangat jelas kesulitannya, dan tentu saja saya mengerti perasaannya. Yang ingin saya bilang di sini ialah, saya juga merasakan hal sama seperti Yanto. Selama bertahun-tahun, saya merasakan betapa sulitnya menjadi salah satu penggemar berat dari permainan League of Legends di Indonesia.
Perlu untuk kalian ketahui, untuk menjadikan pemilik dari salah satu situs berita yang ada dalam game League of Legends tertua di Indonesia, tidak semata-mata membuat saya menjadi lebih mudah dalam menjadikan salah satu penggemar. Atau dengan kata lain, tidak ada banyak privilege yang saya untuk dapatkan. Kesulitan pertama yang saya rasakan merupakan sulitnya mencari teman untuk bermain bersama. Memang, League of Legends merupakan salah satu game dengan jumlah pemain terbanyak di dunia. Tetapi, hal ini tidak berlaku untuk Indonesia.
Perlu diakui bahwa di negara kita sendiri, League merupakan game minoritas dengan tidak begitu banyak penggemarnya. Jumlah pemain kita masih kalah jauh daripada beberapa game yang lain. Saya sendiri punya banyak sekali teman yang menggemari permainan video game. Sayangnya, sewaktu mereka mengajak saya mabar, sangat jarang sekali dengan melihat League of Legends masuk ke dalam daftar game yang akan kami mainkan bersama temen kami.
Sesekali mereka memang pernah mengajak mabar di permainan Wild Rift dan Teamfight Tactics, tetapi untuk League, rasanya sudah lama sekali kami tidak memainkan game ini secara bersama sama. Sebenarnya saya sendiri bisa dengan sangat mudah mengajak mabar dengan teman-teman yang saya kenal secara online didalam game. Namun , tidak ada salahnya bukan kalau saya mengharapkan suatu tambahan dengan teman yang bisa saya ajak untuk bermain mabar di kemudian hari.
Masuk ke dalam kesulitan kedua, adakah di antara kalian yang sudah pernah mencoba atau setidaknya berpikir untuk membeli barang-banrang yang ada di game League of Legends seperti action figure, kaos, dan lainnya. Jika sudah pernah, pasti kalian pernah merasakan betapa sulitnya untuk membeli barang-barang itu. Gak hanya membelinya yang sulit karena jarang sekali ada yang jual barang tersebut, tetapi harganya juga sangat mahal sekali setelah terkena pajak.
Leave a Reply